Bagaimana bila jumlah air ketuban terlalu banyak pada kehamilan? apakah merupakan sesuatu yang berbahaya bagi ibu hamil?. Dalam kondisi yang normal jumlah air ketuban akan meningkat di awal trimester yang ketiga.
Jumlahnya sekitar 1,76 liter pada usia kehamilan 38 minggu dan jumlah ini akan menurun menjadi sekitar 1,4 liter saat usia kehamilan mencapai 40 minggu. Bila air ketuban melebihi batas normal, dalam dunia medis biasa disebut dengan polihidramnion.
Polihidramnion cenderung menimbulkan tanda kehamilan sebagai berikut yakni: gangguan pada pencernaan, mual dan mulas, sembelit, kaki bengkak dan stretch mark.
Di awal trimester yang kedua dimana bayi mulai menelan cairan ketuban dan mengeluarkannya sebagai urine, yang kemudian ia menelannya lagi setiap beberapa jam, ini dinamakan proses daur ulang untuk mengatur volume air ketuban (sebagian besar airan ketuban merupakan urine bayi itu sendiri).
Kita mungkin memperhatikan di bagian perut menjadi semakin besar dan terasa tegang, terlihat mengkilap bila kulit perut ditarik. Dan juga mungkin merasa tidak nyaman, sesak nafas dan kesulitan saat menaiki tangga. Polihidramnion biasanya dimulai sekitar 30 minggu usia kehamilan dan akan terus berkembang secara bertahap. Kebalikan dari polihidramnion yakni suatu keadaan dimana air ketuban terlalu sedikit disebut dengan oligohidramnion.
Yang menjadi penyebab banyaknya air ketuban
Para ahli kesehatan belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya kasus polihidramnion. Namun ada beberapa penyebab secara umum baik dalam tingkat sedang sampai berat yang meliputi:
- Diabetes: ketika kadar gula dalam darah yang kurang terkontrol dengan baik sehingga mengakibatkn bayi yang ada dalam kandungan menghasilkan lebih banyak urine, yang berimbas pada meningkatknya volume air ketuban. Dokter biasanya akan melakukan tes toleransi glukosa untuk memeriksa kadar gula di dalam darah.
- Memiliki hamil bayi kembar yang identik: Di mana dapat terjadi sindrom transfusi kembar-ke-kembar yakni keadaan di mana satu kembar memiliki cairan ketuban yang terlalu sedikit sementara yang lain memiliki air ketuban yang banyak.
- Kelainan genetik pada bayi: Bayi mungkin memiliki masalah medis atau kelahiran cacat yang membuat bayi berhenti untuk menelan air ketuban, sementara organ ginjalnya terus menghasilkan lebih banyak urine. Contoh kondisi yang membuatnya sulit untuk menelan seperti stenosis pilorus, bibir sumbing atau langit-langit, atau semacam penyumbatan pada saluran pencernaan.
- Sebuah kelainan genetikal: Memiliki kelainan seperti sindrom down atau sindrom Edwards.
- Pada kasus yang langka yakni Anemia pada janin: polihidramnion dapat menjadi tanda bahwa bayi mengalami anemia berat yang mana disebabkan oleh ketidaksesuaian darah (Rh). Masalah ini dapat diobati dengan cara transfusi darah ke dalam rahim. Seorang bayi yang mengidap anemia mungkin bisa saja sembuh tanpa melalui pengobatan.
Bila didiagnosis mengalami polihidramnion, yang dilakukan dokter adalah melakukan USG dengan resolusi yang tinggi untuk memeriksa kelainan dan mungkin amniosentesis untuk menguji cacat genetik serta infeksi. Ibu hamil juga harus menjalani tes nonstress atau ultrasound untuk sisa kehamilan yang berfungsi untuk memantau perkembangan bayi.
Akan mendapatkankan perawatan yang intensif bila mengalami tanda persalinan prematur dan tes diabetes gestasional juga. Bunda akan dipantau secara hati-hati selama masa persalinan. Karena banyaknya air ketuban mungkin mengandung resiko yang lebih besar daripada prolaps tali pusat atau solusio plasenta. Namun perlu Bunda ketahui bahwa sebagian besar wanita yang mengalaminya masih bisa memiliki bayi yang sehat, terutama jika dalam kasus yang ringan.
Berikut tips bagi Anda yang sedang mengalami air ketuban yang berlebih
Bila mengalami sesak nafas maka:
- Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan saja.
- Segeralah untuk beristirahat bila merasa capek.
Mungkin perut merasa mulas karena perut terdorong oleh rahim, untuk memudahkannya gunakanlah cara di bawah ini:
- Makan dalam jumlah kecil namun secara teratur.
- Cobalah untuk tidak berbaring langsung setelah makan, dan tidak makan sebelum tidur.
- Janganlah makan atau minum apa pun yang membuat mulas seperti makan makanan yang pedas.
- Cobalah untuk melakukan posisi tidur bersandar di tempat tidur.
- Tanyakanlah pada dokter Anda untuk resep antasida.
0 comments:
Posting Komentar