Keguguran: Penyebab dan tanda tandanya

By
Advertisement

Keguguran

Banyak ibu hamil pernah mengalami keguguran, disaat mendambakan lahirnya buah hati yang di idam-idamkan tapi ternyata keguguran menghapus semuanya.

Keguguran merupakan hilangnya kehamilan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu atau dengan kata lain embrio atau janin tidak mampu bertahan hidup di luar uterus pada awal kehamilan.

Dalam istilah medis jenis keguguran ini disebut juga aborsi spontan. Keguguran merupakan hal yang umum terjadi di masyarakat karena 1 sampai 2 dalam setiap 10 kehamilan mengalami keguguran. Keguguran yang paling sering terjadi di awal-awal masa kehamilan, akan tetapi ada juga yang mengalaminya pada tiga bulan pertama kehamilan.

Apakah Penyebab Keguguran?


Ketika mengalami keguguran, kita mungkin bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi?. Ada yang beranggapan bahwa keguguran terjadi akibat perilaku ibu hamil itu sendiri, faktanya tidak sepenuhnya benar bahwa keguguran disebabkan misalnya karena : posisi berhubungan badan, olahraga, penurunan berat badan, dan konsumsi obat-obatan. Cukup sulit untuk mengetahui penyebab keguguran karena sebagian besar keguguran disebabkan oleh kondisi kromosom pada bayi. Jadi tidak ada kaitannya dengan kondisi kesehatan ibu atau ayah.
Beberapa yang menjadi penyebab keguguran secara umum antara lain:

  • Embrio atau janin yang mengandung kromosom berkembang secara abnormal. Gen yang termasuk di dalam kromosom menentukan atribut fisik seseorang seperti: golongan darah, jenis kelamin, rambut dan warna mata.
  • Faktor usia menunjukan bahwa resiko keguguran mencapai 12 - 15% pada wanita usia 20-an, dan naik hingga mencapai 25% pada wanita yang berusia 40 tahun.
  • Mengidap penyakit kronis yang dapat menyebabkan terjadi keguguran seperti penyakit diabetes, ginjal kronis, jantung, tiroid atau lupus.
  • Infeksi dan trauma yang sangat parah bisa juga menyebabkan keguguran.
  • Kelainan pada rahim (leher rahim mulai melebar dan membuka terlalu dini di awal kehamilan, tanpa di iringi rasa sakit) yang terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan.
  • Merokok, minum beralkohol, kokain, dan penggunaan kafein dalam jumlah yang banyak.
  • Ibu hamil yang terlalu kurus dan obesitas memiliki risiko yang lebih besar akan mengalami keguguran.
  • Pernah mengalami keguguran sebelumnya sebanyak dua atau lebih secara berturut-turut biasanya akan beresiko mengalaminya lagi.
  • Paparan radiasi atau zat-zat yang beracun dilingkungan sekitar.
  • Masalah hormonal.
  • Gizi yang buruk akibat kurang nya makanan bergizi bagi ibu hamil.

Melihat beberapa penyebab diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa stres atau aktifitas fisik yang menjadi penyebab keguguran.

Tanda tanda keguguran


Keguguran dapat diketahui berdasarkan tanda keguguran yang muncul seperti :
  • Pendarahan hebat yang terjadi pada vagina atau spotting.
  • Mengalami sakit (kram) di bagian bawah perut.
  • Demam tinggi.
  • Sudah tidak merasakan adanya tanda tanda kehamilan lagi.
  • Keluarnya cairan pada vagina.
  • Detak jantung bayi tidak terdengar.
Bila tanda-tanda keguguran diatas muncul, segeralah untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan sesegera mungkin untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Jenis-jenis keguguran


Ada beberapa jenis keguguran yaitu:
  • Keguguran terancam (Threatened miscarriage): Yakni mengalami pendarahan baik yang diikuti dengan kram maupun tidak, dan menutupnya leher rahim. Keguguran jenis ini ada kemungkinan akan mengalami keguguran, namun dengan penanganan dan pengobatan dapat membuat pendarahan berhenti sehingga kehamilan dapat berlangsung kembali dengan normal.
  • Keguguran tidak bisa dihindari (Inevitable miscarriage): Terjadi peningkatan pendarahan dan leher rahim mulai terbuka dan dalam fase ini keguguran sudah bisa dipastikan terjadi.
  • Aborsi tidak sempurna (inComplete abortion): Beberapa jaringan yang ada di dalam mulai keluar dari rahim, namun masih ada sebagian yang tertinggal di dalam rahim.
  • Keguguran sempurna (complete miscarriage): Seluruh jaringan telah keluar dari rahim dan biasanya tanpa perlu adanya perawatan khusus.
  • Aborsi terjawab (Missed Abortion): Kehamilan telah berakhir tetapi jaringan masih ada di dalam namun akan keluar dengan sendirinya. Kondisi ini masih memerlukan adanya perawatan dan pengobatan.
Kehamilan ektopik juga merupakan salah satu jenis keguguran, yang mana kehamilan ektopik ini terjadi ketika sel telur dibuahi di luar rahim atau di saluran tuba falopi dan jarang terjadi di tempat selain di tuba falopi.

Dapatkah saya hamil lagi setelah pernah mengalami keguguran sebelumnya?


Dari hasil survey yang dilakukan bahwa hampir 85% wanita yang telah mengalami keguguran sebelumnya, masih dapat hamil lagi secara normal dan melahirkan dengan normal pula. Keguguran tidak ada kaitannya masalah dengan kesuburan namun bila keguguran berlangsung dua kali atau lebih secara berturut-turut sebaiknya urungkan untuk hamil lagi.

Mintalah kepada dokter untuk melakukan tes diagnostik dan menentukan penyebab keguguran yang menimpa anda sebelumnya. sehingga hasil tes dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah keguguran terjadi kembali, kemungkinan dokter merekomendasikan pengobatan dengan progesteron yakni hormon yang berperan sebagai implantasi dalam rahim.

Jadi sangatlah penting untuk rehat sejenak guna proses penyembuhan baik secara fisik maupun secara emosional setelah mengalami keguguran. Saran saya jangan terlalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Pastinya kita sedih karena merasa kehilangan, maka dari itu dibutuhkan waktu dan persiapan yang matang dengan cara berkonsultasi dengan dokter dan menghindari pantangan ibu hamil agar dapat membantu kita memperoleh kehamilan yang sehat di masa mendatang.

Artikel Terkait:

Cara mencegah keguguran

Tanda bahaya kehamilan










0 comments:

Posting Komentar